Headlines News :

Minggu, 14 September 2014

Bangkitnya Nasionalisme di Dunia Islam BESERTA Para Tokoh Pemebeharu Islam

Bangkitnya Nasionalisme di Dunia Islam dan Para Tokoh Pemebeharu Islam

Postingan yang masih ada kaitannya dengan tugas SKI KELAS XII/2 nih frends,,,

 

  • A. Bangkitnya Nasionalisme Dunia Islam
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa benturan-benturan antara Islam dan kekuatan Eropa telah menyadarkan umat Islam memang jauh tertinggal dari Eropa. Yang pertama merasakan hal itu adalah Turki Usmani, karena kerajaan ini yang pertama dan utama menghadapi kekuatan Eropa. Dengan kesadaran tersebut memaksa penguasa dan pejuang-pejuang turki untuk banyak belajar dari Eropa.
Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam secara umum dikenal dengan gerakan pembaharauan yang didorong oleh dua faktor yang saling melengkapi, yaitu
1. Pemurnian ajaran Islam dari unsur–unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam.
2. Menimba gagasan gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari Barat.
Yang pertama, seperti gerakan Wahhabiyah yang dipelopori oleh Muhammad ibn Abd-al Wahhab (1703 1787 M) di Arabia, Syah Waliyullah (1703- 1762 M) di India, dan gerakan Sanusiyyah di Afrika Utara yang dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi dari Aljazair.
Sedangkan yang kedua, dengan pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki Usmani dan Mesir ke Negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dan dilanjutkan dengan gerakan penerjemahan karya-karya Barat ke dalam bahasa Islam. Pelajar-pelajar muslim asal India banyak yang menuntut ilmu ke Inggris.
Gerakan pembaharuan itu juga memasuki dunia politik, karena Islam memang tidak bisa dipisahkan dengan politik. Gagasan politik yang pertama kali muncul adalah gagasan Pan-Islamisme (persatuan Islam sedunia) yang pertama dicetuskan oleh gerakan Wahabiyah dan Sanusiyah. Namun gagasan tersebut baru disuarakan dengan lantang oleh tokoh pemikir Islam terkenal, yaitu Jamaluddin Al-Afghani (1839- 1897)
Menurut L.Stoddard, Al-Afghani orang pertama yang menyadari sepenuhnya akan dominasi Barat dan bahayanya. Oleh karena itu, dia mengabdikan dirinya untuk memperingatkan dunia Islam dan melakukan usaha-usaha yang teliti untuk pertahanan. Umat Islam harus meninggalkan perselisihan-perselisihan dan berjuang dibawah panji bersama. Dan ia membangkitkan semangat local dan nasional negeri-negeri Islam. Karena itu Al-Afghani dikenal sebagai bapak Nasionalisme dalam Islam.

  • B. Tokoh-tokoh Pembeharu Islam
Semenjak umat Islam menyadari ketertinggalan dan kelemahannya, maka timbul ide pembaharuan dalam Islam. Para tokoh pembaharu tersebut mengajak semua umat Islam untuk bangkit dari keterlenaan tidur yang lama. Mereka harus sadar bahwa bangsa-bangsa Barat yang telah maju dalam bidang sains dan teknologi, terutama dalam bidang militer yang telah menjajah Negara atau wilayah Islam. Mereka tidak hanya sekedar menjajah, akan tetapi berusaha menyebarkan misi agama dikalangan masyarakat muslim yang dijajahnya.
Kehadiran para tokoh modernis itu pada umumnya untuk membangkitkan kesadaran keagamaan umat Islam, diantara para tokoh pembaharu yang lahir dalam dunia Islam sebelum abad ke -19 M adalah sebagai berikut :

1. Jamaluddin Al-Afghani (1839-1897 M)
Jamaluddin al-Afhgani adalah seorang filosof, penulis, orator, dan wartawan. Dalam dirinya terletak pusaran roda dunia Islam pada abad ke 19, Ia dipandang seorang negarawan besar. Akan tetapi musuh-musuhnya mengumpamakannnya sebagai sebuah gelombang yang membahayakannya. Semua orang sepakat bahwa dialah yang menghembuskan gerakan Islam modern dan mengilhami gerakan pembaharuan dikalangan kaum muslimin.
Pengaruh permikirannya meliputi Iran, Afganistan, India, dan Negara-negara Arab, Turki sampai Eropa Barat. Tugas utama yang diembannya adalah menghimpun kembali kekuatan dunia Islam yang tercecer. Serta menyingkirkan kemusyrikan dan kesulitan yang dialami oleh kaum muslimin pada masanya. Dia yakin bahwa kebangkitan umat Islam merupakan tanggung jawab kaum muslimin, bukan tanggung jawab Sang Pencipta. Masa depan kaum muslimin tidak akan mulia kecuali jika mereka menjadikannya diri mereka sendiri sebagai orang besar.


2. Muhammad Abduh (1849-1905 M)
Muhammad Abduh termasuk pembaharu agama dan sosial di Mesir pada zaman modern. Dialah penganjur yang sukses dalam membuka pintu Ijtihad untuk menyesuaikan Islam dengan tuntutan zaman modern. Walaupun pada saat itu dia diserang oleh orang-orang yang memandang bahwa pembaharuan dan pendapat-pendapatnya membahahayakan kaum muslimin (penentang yang dilakukan sebelum pembaharuan dilaksanakan) musuh-musuh sendiri sangat diragukan kebersihan niatnya dan pribadinya sertra pembelaannya terhadap agama ini.
Muhammmad Abduh dipengaruhi oleh pemikiran Jamaluddin al-Afghani. Ia telah membukakan dunia Islam dihadapannya dan problem-problem yang dihadapi pada zaman modern itu. Muhammad Abduh sangat tidak senang terhadap ahli fiqh dan ulama yang menyibukkan diri dengan masalah-masalah furu`iyah. Ia juga ingin membasmi segala bentuk khurafat yang begitu digandrungi oleh orang awam. Menurutnya jalan yang paling benar untuk membebaskan diri dari bentuk penjajahan dan kediktatoran adalah perhatian terhadap pendidikan dan pengajaran.

3. Kamal Ataturk ( - M)
Kelompok nasionalis Turki menjulukinya dengan Ataturk artinya Bapak Turki pada tahun 1934 sebagai penghormatan dan pengakuan atas kecermelangan salah satu anaknya.
Setelah system kesultanan dihapuskan dan dia dipilih menjadi presiden Republik Turki pada tahun 1923, kemudian masyarakat masih cenderung pada pelestarian system khalifahan. Akan tetapi, Mustafa Kamal menyadari bahwa system kekhalifahan bisa menjadi jebakan bagi orang yang ingin mengembalikan system kepada kejayaan Islam di Turki. Dia menetapkan bahwa Negara harus dijalankan seperti yang ada di Eropa tanpa harus melihat masa lalu atau tradsi yang pernah berlaku.
Pada masa Ataturk, terjadi perkembangan dibidang Seni dan Sastra yang luar biasa.

4. Muhammad Iqbal (1876 – 1938 M)
Ia dilahirkan di Sialkot tahun 1876 M dan melanjutkan studinya di Lahor hingga mendapat gelar MA. Kemudian ia melanjutkan studinya di Universitas Cambridge tahun 1905 M untuk mendalami Filsafat. Dua tahun kemudian ia pindah ke Munich, Jerman dan memmperoleh gelar Doktor dalam bidang Tasawuf.
Keterlibatan dalam dunia politik menyebabkan ia lebih banyak berpikir tentang perkembangan umat Islam India. Ia berpendapat bahwa kemunduran umat Islam disebabkan oleh kemajuan berpikir umat yang hanya mementingkan persoalan agama, tanpa memikirkan dunia.
Dianatara ide-ide pembaharuannya adalah :
a. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan Islam, dan pintu ijtihad tidak tertututp.
b. Kemunduruan umat Islam disebabkan oleh kebekuan dalam berpikir.
c. Perhatian yang berlebihan terhadap makna zuhud membuat masyarakat kurang memperhatikan masalah-masalah dunia dan kemasyarakatan.
d. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.

5. Sayyid Ahmad Khaan (1817 -1898 M)
Ia dilahirkan di Delhi pada tanggal 17 Oktober 1817 M, sebagai seorang keturunan bangsawan dan dibesarkan dalam lingkungang keagamaan. Untuk merealisasikan tujuan gerakan pembaharuannya, ia mengadakan kerja sama dengan Inggris, meskipun kerjasama itu banyak mendapat tantangan dari ulama lain. Ia berpendapat bahwa kemunduran umat Islam dari bangsa lainnya antara lain karena lemahnya dalam penguasaan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, umat Islam harus mampu merebut ilmu dan teknologi dari orang-orang Barat melalui pendidikan.
Diantara ide-ide pembaharuan yang di perjuangkan adalah :
a. Kemunduran umat Islam dikarenakan mereka tidak mengikuti perkembangan zaman dengan mengikuti sains dan teknologi.
b. Ia percaya dengan kemampuan akal dan kebebasan yang dimilikinya (akal) untuk berbuat berfikir.
c. Alam beredar sesuai dengan hukum alam yang telah ditentukan oleh Allah.
d. Sumber ajaran Islam hanyalah Al-Qur`an dan Al-Hadis
e. Ia menentang taqlid buta dan perlu adanya ijtihad baru untuk menyesuaikan ajaran Islam dengan zamannya.

6. Harun Nasution (1919 -1998)
Ia lahir di Pematang Siantar, Sumatra Utara pada tanggal 23 Sepetember 1919, dan meninggal dalam usia 79 tahun pada tanggal 18 September 1998 di Jakarta. Ia merupakan putra keempat dari Abdul Jabbar Ahmad, ulama dan pedagang, menjadi kadhi dan penghulu di Pematang Siantar. Ibunya adalah seorang keturunan Ulama Mandaling, Tapanuli Selatan.
Harun Nssution dikenal sebagai tokoh yang memuji aliran Muktazilah (rasionalis) yang berdasar pada peran akal dalam kehidupan beragama. Dalam ceramahnya, Harun selalu menekankan agar kaum muslimin Indonesia berpikir secara rasional. Harun Nassution juga dkenal sebagai tokoh yang berpikiran terbuka.
Dianatara pemikiran Harun yang sempat mengemuka adalah bahwa keterbelakangan umat Islam hari ini adalah dampak dari sikap mereka meninggalkan pemikiran rasionalisme yang dalam sejarah Islalm dianut Mu`tazilah. Menurutnya, kemajuan peradaban Islam abad pertengahan adalah hasil metode rasional yang dikembangkan kelompok ini. Maka menurut dia, jika ingin kembali maju, pemikiran Mu`tazilah harus dihidupkan lagi.
Harun juga berpendapat bahwa teologi fatalistic adalah biang kemunduran umat Islam. Harun menawarkan teologi mu`tazilah yang rasional sebagai pengganti teologi As`ariyah. Disamping itu ia adalah pembuka pintu dalam mendekati wahyu secara rasional.

  • C. Kemerdekaan Negara-negara Islam dari Penjajah
Umat Islam menyadari, bahwa untuk mengatasi kekuatan bangsa Barat tidak mudah, tanpa melakukan penggabungan keyakian umat serta menghimpun semangat juang umat Islam.
Gerkan Pan-Islamisme yang dilakukan Jamaludin al-Afhgani merupakan cikal bakal dari gerakan kesatuan untuk menentang penjajah. Karena gerakan ini telah membangkitkan semanagat baru umat Islam dengan tujuan memajukan umat dengan jalan mempergunakan aliran pemikiran modern melalui bentuk persastuan seluruh umat Islam di bawah satu pemerintahan Islam, yaitu seperti zaman kekhalifahan Islam.
Gerakan Pan-Islamisme dan Persatuan Ummat Islam, merupakan suatu gerakan yang sangat revolusioner dan transparan menentang keberadaan penjajah Barat di dunia muslim. Didalam paham ini ada suatu keyakinan bahwa untuk kemajuan umat Islam maka harus dilakukan melalui perjuangan dan pemikiran untuk mengusir kaum penjajah dari wilayah Islam.
Gerakan anti terhadap penjajah ini juga dilandasi ole ide-ide nasionalisme, yaitu suatu kesadaran atas haknya sebagai pemilik sah tanah air yang tidak boleh diganngu oleh bangsa manapun untuk mencampuri urusan apalagi menjajah. Disamping itu berkembang patriotisme, ykani sikap kepahlawanan dan kepeloporan untuk bangkit sebagai pahlawan dalam mempertahankan tanah air dari penjajah bangsa asing.
Gerakan perlawan semacam ini banyak bermunculan di Negara-nergara tertjajah, terutama di Negara-nergara muslim. Sebagai contoh di Indonesia adalah gerakan Imam Bonjol di Sumatra Barat yang terjadi dalam perang Paderi (1825 1837) Pangeran Diponegoro (1825 – 1830 M) dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Nurqoyyim
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. RCC (Religious Class Community) - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Nurqoyyim