LAPORAN
HASIL OBSERVASI TAREKAT
DI KP.
CIMAUNG DESA.CIWANGI
PURWAKARTA
Disusun
OLEH
KELOMPOK 5
MOH
NURQOYYIM
RIDWAN
NURWANTI
NIA KURNIA
SITI
ROSIDAH
TIFFANI
WILDA
MADRASAH
ALIYAH NEGERI PURWAKARTA
TAHUN
PELAJARAN 2013-2014
KATA
PENGANTAR
Pertama dan yang utama,
penulis memanjatkan puji dan sykur kepada Yang Maha Kuasa. Karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan Observasi ini.
Saya juga
sangat berterima kasih kepada pihak sekolah yang telah mengizinkan saya untuk
melakukan observasi ini di tempat Tarekat , khususnya bagi AA CH, kang Karta
dan dan pengurus majlis dzikir TAREKAT, karena atas kerja sama yang baik saya
bias mengerjakan laporan ini.
Laporan ini disusun
dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Ilmu Kalam.
Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2014.Observasi ini dilakukan
di Kp.Cimaung NO:32 Rt/Rw.16/04 Desa.Ciwangi Kecamatan.Bungursari
Kabupaten.Purwakarta.
Tiada
gading yang tak retak. Dari peribahasa itu, kami menyadari laporan ini bukanlah
karya yang sempurna karena memiliki banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun
sistematika dan teknik penulisan. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang menbangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata,
semoga laporan ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Purwakarta
Kelompok 5
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Setiap
golongan pasti memiliki keunikannya masing-masing dalam proses pengerjaan
sesuatu ataupun dalam menjalankan sesuatu.
Pada setiap golongan itu ada berbagai macam persamaan dan
perbedaan tersendiri dalam permasalahan dan menghadapi masalahnya dari itulah
kami mendasarkan pada satu golongan tarekat yang melakukan proses-proses dan
ritual-ritual tertentu dalam menjalankan tarekatnya. Temuan lapangan kami dalam
menunjukkan bahwa masalah-masalah golongn itu juga masuk kedalam aspek
perkembangan agama, fisik, batin,
kognitif, pribadi, dan sosial.
Untuk itu kita perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang
jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data tersebut,
cara dan prosedur mendapatkan data, dan keterampilan dalam menyusun alat
pengumpul data serta penggunannya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut sangat
berguna dalam mengidentifikasi yang lainnya.
2.
Rumusan Masalah
Pada Observasi kali ini, kami memfokuskan pada satu golongan yang
sudah kami survei sebelumnya tentang apa aja yang terdapat pada golongan
tersebut, baik dari segi pengetahuan tentang tarekat maupun aturan khusus yang
terdapat pada golongan tarekat itu sendiri.
3.
Tujuan
Tujuan diadakannya
observasi ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi golongan-golongan
tarekat yang ada di kabupaten purwakarta dan mengetahui apa aja ajaran-ajaran
yang terdapat didalamnya baik dari segi ritual maupun kebiasaan yang memang
tidak kami bisa dapatkan informasinya secara khusus
4.
Manfaat
Laporan ini sangat bermanfaat sekali bagi kita, karena:
a. Memberikan
kesempatan kepada kita (siswa) untuk mempelajari, mengamati, dan mengkaji suatu
golongan tarekat yang sebelumnya kami tidak tahu tentang golongan ini.
b. Melatih
kita dalam membuat suatu laporan observasi agar terbiasa dan lebih baik.
c. Memberikan
kesempatan kepada siswa (kami) untuk lebih mengenal secara mendalam tentang
tarekat yang dipelajari dan diamalkan di satu golongan yang kami obsrvasi
d. Sebagai
pedoman untuk pembelajaran.
Tidak hanya bagi penulis, laporan ini juga bermanfaat bagi
pembaca, karena:
a.
Mengetahui akan masalah batin yang dihadapi seseorang yang mungkin kita tidak
menyadarinya.
b.
Menumbuhkan rasa ingin tahu dan kepedulian akan golongan yang akan membawa
kepada jalan yang baik
c.
menjauhkan pembaca pada sikap memfonis suatu golongan itu jelek dan tidak
sesuai prosedur keislaman maupun
keimanan kita.
5.
Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, kami menggunakan pengambilan dokumen,
dan wawancara kepada narasumber yang memang udah menjadi ketua majlis di
golongan tarekatnya
6.
Waktu dan Tempat
Kami melakukan beberapa kali kunjungan ke Kp. Cimaung NO:32 Rt/Rw.16/04 Desa.Ciwangi
Purwakarta, yakni tanggal 29 Agustus 2014.
BAB II
A.
LANDASAN TEORI
Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah Guidance dalam bahasa Inggris. Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu dengan menggunakan
cara, prosedur dan bahan tertentu agar individu tersebut dapat mandiri, mampu
memahami satu golongan tarekat yang dihadapi dan dapat mengembangkan diri
sebagai personal yang sopan dan dapat menghargai oranglain.
Dilihat dari fungsi bimbingan atau penyuluhan itu bersifat
pengembangan, dan pengabdian kepada mursyid yang ada.
Adapun beberapa fungsi bimbingan tarekat, antara lain:
a. Penyuluhan
(distributive)
b. Pengadaptasian
(adaptive)
c. Penyesuaian
(adjustive)
Jenis dan layanan tarekat berupa dzikir-dzikir dan arahan-arahan
diantaranya:
a. Penerimaan
informasi sebagai orientasi
b. Bantuan
untuk menyesuaikan diri
c. Penyuluhan
tentang perkembangan individu.
Penyesuaian terhadap situasi baru,mengembangkan
kemampuan orang-orang tarekat untuk memahami diri sendiri dan menerapkannya
dalam situasi mendatang.
Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh orang yang bertarekat, tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang pengembangan diri sebagai pribadi dengan hati yang bersih, taat dan mempunyai kemampuan yang harus berkembang.
Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh orang yang bertarekat, tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang pengembangan diri sebagai pribadi dengan hati yang bersih, taat dan mempunyai kemampuan yang harus berkembang.
B.
Pengertian
Tarekat
Asal
kata “tarekat” dalam bahsa Arab ialah “thariqah” yang berarti jalan, keadaan,
aliran, atau garis pada sesuatu. Tarekat adalah jalan yanng ditempuh para sufi
dan dapat digambarkan sebagai jalan yang berpangkal dari syariat, sebab jalan
utama disebut syar’, sedangkan anak jalan disebut thariq. Kata turunan ini
menunjukan bahwa menurut anggapan para sufi, pendidikan mistik merupakan cabang
dari jalan utama yang terdiri dari hukum Ilahi, tempat berpijak bagi setiap
muslim.
Tak mungkin ada
anak jalan tanpa ada jalan utama tempat berpangkal. Pengalaman mistik tak
mungkin didapat bila perintah syariat yang mengikat itu tidak ditaati terlebih
dahulu dengan seksama.
Menurut
Asy-Syekh Muhammad Amin Al-Kurdiy mengemukakan tiga macam definisi, yang
berturut-turut disebutkan:
ا لطر يقة هي ا لعمل با
الشر يعة و ا لاخذ بعزا ئعها و ا لبعد عن ا لتسا هل
فيما لا ينبغي ا لتسا هل
فيه
Artinya:
“Tariqat adalah pengamalan syariat,
melaksanakan beban ibadah ( dengan tekun ) dan menjauhkan ( diri ) dari ( sikap
) mempermudah ( ibadah ), yang sebenarnya memang tidak boleh dipermudah”
اا لطر يقة هي ا جتنا ب ا لمنهيا ت ظا هرا و با طنا
وا متثا ل ا لا وا مر ا لا لهية
بقد ر ا لطا قة
Artinya:
“Tariqat
adalah menjauhi larangan dan melakukan perintah Tuhan sesuai dengan
kesanggupannya, baik larangan yang nyata maupun yang tidak
(
batin ).”
ا لطر يقة هي ا جتنا ب ا محر ما ت و ا لمكرو ها ت و فضو ل ا لمبا حا ت
و ا دا ء ا لفرا ئض فما ا
ستطا ع من ا لنوا فل تحت ر عا ية عا ر ف من ا هل ا لنها ية
Artinya:
“Tariqat adalah meninggalkan yang haram dan
makruh, memperhatikan hal-hal mubah ( yang sifatnya mengandung ) fadilah,
menunaikan hal-hal yang diwajibkan dan yang disunatkan, sesuai dengan
kesanggupan
( pelaksanaan ) di bawah bimbingan seorang arif
( Syekh ) dan ( Sufi ) yang mencita-citakan suatu tujuan.”
BAB
III
HASIL
OBSERVASI
A. IDENTITAS MAJLIS
NAMA
MAJLIS : YAYASAN CERMIN
HATI
NO
IDENTITAS : KEP. MENKEH
& HAM RI No. C-411.HT 01.02.TH.2004
Akta
Notaris :
No:9.Tgl.26 April 2004 Deddy Achmad Chaidir, SH.
ALAMAT : Kp.Cimaung NO:32 Rt/Rw.16/04 Desa.Ciwangi Kec.Bungursari Kab.Purwakarta.
Proses
observasi :
Dari hasil wawancara yang kami lakukan mengenai Tarekat yang bertempat
di kp. Cimaung . Nama mursyid dalam tarekat itu sendiri yakni , KH. AA C.H.
yang bernama lengkap “Deddy Achmad Chaidir”, beliau mengakukan bahwasanya
beliau tidak di bai’at sebagai seorang mursyid tetapi beliau diamanati oleh
gurunya yaitu Syekh Abdul Qosim dari Cirbon untuk mengamalkan kembali pada
masyarakat yang ingin dan mempunyai minat untuk bertarekat. Syekh Abdul Qosim
itu adalah seorang mursyid utama yang ada di cirebon yang menyuruh aa CH untuk
mengamalkan kembali ilmunya beliau juga dari silsilahnya masih ada sanad
ketersambungan kepada sayyidina Muhammad Rosulullah SAW.
Mengenai hal itu menjadi seorang
mursyid juga pendapat beliau pastinya memiliki syarat-syarat tertentu diantara
nya harus sudah mempunyai rasa ILLAHIYYAH yaiu sudah tertanam dalam hatinya
Dziir-dzikir yang selalu mengiringinya dan Allah terus bersamanya, tidak
memiliki hati yang buruk yakni selalu taat dan tak pernah melakukan hal yang
ada diluar syari’at islam, harus istiqomah dalam setiap keharusan yang dijalani
dalam berdzikir, tawasul, dan terus mengingat Allah, juga melayani masyarakat
kapan saja dan dimana saja. Mungkin hal itu yang mendasar dalam syarat menjadi
seorang mursyid. Lalu dalam menjadi seorang muridnya juga sama halnya memiliki
syarat tertentu yakni dengan niat untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT.
Selain itu juga harus berumur 17 tahun bagi laki-laki dan baligh yakni sudah
haid bahi perempuan, benar-benar ingin kembali pada jalan yang benar dengan
ketetapan hati agar selalu istiqomah menjalankan tarekatnya dengan cara
dipimpin atau dituntun oleh seorang pembimbing, bisa oleh mursyidnya maupun
orang yang ditunjuk oleh mursyid yang memang sudah bisa memandu masyarakat lain
dan masuk dalam kriteria ketua majlis dzikir yang ada disana, orang yang ingin
menenangkan hati dengan cara tarekat dan menjalani semua ritual-ritual yag
sudah di tetapkan dan tidak boleh belajar dan mengamalkan sendiri selagi
seorang mursyid tidak pernah menyuruhnya untuk melakukannya.
Dalam ketentuan seorang muridnya ada
beberapa yang memang harus dijalani diantanya harus di ba’iat terlebih dahulu
yaiu disumpah dan di bacakan lafad “LAA ILAAHA ILLALLAH” di depan mursyid
sambil duduk sila dan setelah itu diberikan do’a khusus yakni do’a yang
ditanamkan dalam diri seorang muridnya itu setelah selesai diberikan ritual
pertama itu selanjutnya murid diberikan 2 (Dua) Dzikiran pertama yang harus
dilakukan dan tidak boleh dilangar dan di tinggalkan
Tujuan mempelajari tarekat itu
sendiri ditegaskan oleh beliau yaitu mengamalkan rukun-rukun yang ada dalam
agama islam yaitu:
1.
Rukun islam
2.
Rukun iman
3.
Rukun ihsan
Dalam
rukun ihsanlah itu kita mempelajari tasawuf dan tarekat dan menggali enaknya beribadah ujar Aa CH, demi
terwujudnya enaknya dan nikmatnya beribadah itu tiada lain Majlis dzikir disana
juga sering melaksanakan acara-acara tertntu yang sering dilaksanakan pada
setiap harinya, perminggu, dan perbulan. Sebagai keterangannya yaitu:
v Perhari : Dzikir
juga khatam dzikir setiap ba’da shalat (fardu maupun sunnah).
v Mingguan : Tawasulan .
v Bulanan : Manakib,
juga ada pemberian materi tentang orang-orang sholeh.
Dari
dzikir yang diberikan ada beberapa macam dzikir yang diajarkan dan diberikan
kepada setiap murid dari mursyidnya diantaranya:
v Dzikir Qolbi
v Dzikir Lisani
v Dzikir Ruh
v Dzikir Nafsiyah
v Dzikir Sin
Kami
dari tim observasi tidak mendapat penjelasan lebih lanjut tentang pengrtian
semua macam-macam dzikir yang disampaikan tersebut diatas. Dan memang hal itu
akan kita ketahui setelah kita memasuki ajaran tersebut dan mengikuti
amalan-amalan yang diberikan barulah kita bisa mendapatkan pengertiannya secara
tidak langsung, begitupun dengan gerakan-gerakan yang dilakukan sebagai ritual
berdzikirnya kami tidak mendapatkan penjelasan lebih lanjut kembali pada
pengertian yang tadi kita harus mengikuti dan ikut didalam tarekat tersebut
yakni tidak sembarang orang yang akan dibritahu tentang hal-hal yang bersifat
rahasia tersbut.
Susunan
kepanitiaan yang terdapat di majlis Dzikir tersebut adalah sebagai berikut:
I.
Syekh Abdul Qosim : Mursyid yang ada di cirebon
II.
Aa CH : Pembina Majlis Dzikir yang ada di
Cimaung
III.
H.Asep Sulaiman : Ketua Yayasan
IV.
Karta : Ketua Majlis
Dikarenakan
sanadnya bersambung kepada Rasulullah SAW maka dinyatakan Majlis Dzikir
tarekat “CERMIN HATI” ini MU”TABARAK.
Selain mu’tabarak secara agama juga majlis Dzikir tarekat ini telah diresmikan
oleh Bupati Purwakarta yakni H. Dedi Mulyadi, SH.
B.
DOKUMENTASI
HASIL OBSERVASI KE LOKASI
Foto Silsilah dan sanadnya tarekat
yang terdapat di Cimaung Hingga ke Rasulullah SAW, dan proses pembai’ayan Aa CH
oleh Syekh Abdul Qosim.
juga dibawah ini adalah tanpak depan Majlis Dzikir yang ada di
cimaung dan tugu peresmian yang di resmikan oleh H. Dedy Mulyadi, SH
Di bawah ini adalah foto tim observasi yang mengunjungi
tempat tarekat yang ada di cimaung.
Di bawah
ini adalah foto dari Syekh Abdul Qosim beserta Lambang tarekat dari ASWAJA (Ahl
sunnah Waljamaah).
proses wawancara kepada narasumber
Pimpinan majlis Dzikir yang ada dicimaung yakni Aa. CH
BAB V
KESIMPULAN
Dari data-data yang kami dapat
bahwasannya tidak smua aliran tarekat yang ada itu Mu’tabarok dan setiap majlis
tarekat yang ada mempunyai ritual dan kebiasaannya masing-masing dan semuanya
tiada lain untuk memperjuangkan diri demi mendekatkan hati kepada Allah.
drum drummannya bagus :)
BalasHapusrame maininnya :)